“Atiqah Bilang Saya Harus ‘Cantik’”

Share on :

VIVAlife – Wajahnya memang masih terbilang baru di industri perfilman nasional. Namun, bagi mereka yang gemar menyaksikan FTV atau menonton film Tanda Tanya dan Modus Anomali, sosok Rio Dewanto pastinya sudah tak asing lagi. Berhasrat ingin menjadi seorang anak band, nasib justru mengantarkan pria kelahiran 28 Agustus 1987 ini, menjadi salah seorang aktor muda berbakat Tanah Air.

Tengok saja perannya sebagai gay di film Arisan! 2. Bersama Surya Saputra, Rio sukses menghidupkan karakter pecinta sesama jenis di film tersebut.  Sementara perannya sebagai psikopat dalam film Modus Anomali juga patut diacungi jempol. Selain memenangkan Bucheon Award di ajang Network of Asian Fantastic Films (NAFF), film Modus Anomali juga mendapat pujian dari kritikus film.

Di luar kariernya sebagai seorang aktor, kekasih Atiqah Hasiholan ini juga menyimpan obsesi di dunia musik. Dalam waktu dekat, penyuka lagu-lagu The Police dan Ahmad Albar tersebut berencana membuat album solo. Lantas bagaimana Rio membagi waktu antara kariernya di bidang tarik suara dengan akting? Simak wawancara santai VIVAlife dengan Rio Dewanto di kediamannya di Menteng, Jakarta Pusat, Jumat, 8 Juni 2012.

Bagaimana awal mula terjun di dunia akting?

Dahulu memang penyanyi band kafe akustik. Saat itu masih kuliah dan berpikir mau cari uang karena nggak enak minta sama mama papa. Jadi harus punya uang sendiri. Saya punya band dari SMP lalu coba-coba kasih CD rekaman ke kafe-kafe. Ternyata keterima di Cikini, namanya Chicago. Sekarang sudah nggak ada. Selain itu di Kemang juga pernah.

Kebetulan gitaris saya itu kakaknya manajernya Rossa. Dia menawarkan saya untuk casting. Gue sempat bilang, “Gue nggak bisa akting kali”. Dahulu itu kalau lihat sinetron kayak, "Ngapain sih orang-orang”. Terus akhirnya kemakan omongan. Pertama casting nggak keterima. Akhirnya keterima jadi figuran. Kalau di skenario namanya  cuma cowok 1. Ternyata seru juga. Syuting nggak lama dapat uang lebih dibandingkan nge-band. Akhirnya karena konsisten, ngobrol sama aktor senior, gue jadi berpikir seru juga akting, nggak sesempit yang gue bayangkan pertama kali.

Akhirnya gue sempat main FTV juga. Jalannya alhamdulillah lancar. Awalnya figuran, lalu supporting, terus dipercaya jadi main talent. Awal di film juga jadi figuran di Pintu Terlarang. Terus yang dikasih perannya agak banyak di film Tanda Tanya. Habis itu ditawari film Arisan.

Berapa bayaran pertama kali sebagai figuran?

Sekitar Rp250 ribu per episode. Lumayan. Kalau nge-band seminggu cuma dapat Rp100 ribu. Hehehe

Darimana belajar akting?

Sebenarnya awalnya belajar akting sendiri. Kemudian belajar dengan Atiqah karena dia sudah lebih dahulu belajar akting di teater sama ibunya. Saya akhirnya belajar dari ibunya terus dikenalkan sama teman-teman ibunya di teater juga. Selain itu, saya juga belajar dari aktor senior Agus Kuncoro di film Tanda Tanya. Saya banyak belajar akting dari dia. Kemudian sama mas Surya Saputra.  Setelah itu ketemu sama om Tio Pakusadewo di film Java HeatNgobrol sama dia nyambung dan akhirnya suka main ke rumah dia. Ingin tahu saja, belajar segala macam. Dia welcome dan baik banget.

Bisa dikatakan kalau akting kamu banyak dipengaruhi oleh seni peran teater?

Sebenarnya basic akting itu teater. Dahulu zaman Yunani itu teater. Jadi nggak ada salahnya mempelajari basic yang ada. Sekarang tinggal bagaimana caranya mengubah itu menjadi sesuatu yang modern. Membantu sih belajar teater. Soalnya ketika belajar teater kita pasti akan belajar lebih ekspresif karena tampil di atas panggung. Ketika di film, dikurangi agar lebih enak. Lebih punya sesuatu yang lebih, tinggal dikurangi. Daripada punya sesuatu yang kurang harus dilebihkan. Jadi enaknya belajar teater kita punya lebih banyak gerakan, gestur.

Pernah main teater sebelumnya?

Belum. Waktu itu baru baca puisi teatrikal. Rencananya tahun ini akan main teater. Umi Ratna mau bikin, tapi nggak tahu juga karena dia lagi persiapan bikin skenario film.

Apa adegan yang paling sulit dilakukan?

Semua punya kesulitan sendiri-sendiri. Film Tanda Tanya ada kesulitannya dimana saya harus bisa Bahasa China Semarang. Di Arisan harus jadi gay dan ciuman. Lumayan susah. Meskipun Mas Surya sudah kayak kakak sendiri, tapi kayaknya males banget. Ketika pertama kali ditawari cuma bilang, “Rio elo mau main di film Arisan nggak jadi pacar Surya, nanti ada adegan ranjang dan ciuman?” Wah gue mesti tanya dahulu sama mama papa. Akhirnya pas tanya dibolehin, selama itu profesional kerja. Ya sudah dijalani saja. Ternyata pas dijalani nggak ada adegan ranjang dan ciuman juga cuma begitu. Ditakut-takutin duluan.

Banyak yang memuji akting kamu sebagai gay di film Arisan!2. Darimana belajar karakter gay?

Sebenarnya Atiqah yang banyak mengajari. Kalau misalnya ada proyek meskipun dia nggak terlibat, kita selalu latihan bareng. Biasanya kita rekam pakai video dan nanti kita lihat mana yang masih kurang, mana yang oke. Jadi saya bisa pelajari lagi untuk proses karakter. Yang saya ingat dia bilang, “Kamu harus merasa diri kamu cantik.”

Kita juga ada proses reading, pengenalan karakter, workshop. Enaknya film kan begitu. Kalau FTV skenario dikasih di lapangan, jadi nggak bisa explore banyak. Kalau film biasanya memang sudah ada waktunya. Persiapan tiga bulan.

Bagaimana pengalaman beradu akting dengan salah satu bintang film Twilight, Kellan Lutz di film Java Heat?

Satu adegan sama Kellan lumayan banyak. Cuma kalau sama Mickey Rourke nggak ada. Cuma ketemu di lokasi. Mereka baik banget sih. Kellan juga lucu banget suka tidur-tidur di lantai.  Awal syuting lumayan deg-degan. Tapi pas sudah dijalani santai. Soalnya mereka welcome, friendly, lucu, seru saja. Sutradaranya Conor Allyn yang bikin Darah Garuda - Merah Putih II.

Rencananya akan tayang di internasional. Ini kayak kolaborasi Hollywood sama Indonesia. Tayangnya sih ada yang bilang November, tapi ada juga yang bilang 2013. Ceritanya tentang penculikan anak Sultan. Cuma saya nggak begitu banyak, sekitar 10 scene. Aktor dari Indonesia yang paling banyak adegannya Atiqah sama Ario Bayu.

Apa target di dunia akting? Apa ada keinginan memerankan karakter tertentu?

Kalau ditanya itu sebenarnya masih banyak yang mau dicapai. Kalau dijabarkan terlalu banyak. Ya alhamdulillah sudah ada beberapa yang mau saya perankan. Mau jadi psikopat sudah, gay sudah kesampaian, film kontroversial juga ada.

Tapi gue masih ingin main film tentang true story. Kayak ada film tentang anaknya Saddam Husein, itu bagus. Saya ingin main film yang benar-benar ada karakter si orang itu. Inginnya Soeharto, tapi kayaknya nggak ada yang mau bikin. Film tentang Soeharto dengan sejarah yang nggak ditutup-tutupi.  Ingin mengumpulkan uang agar suatu saat bisa memproduksi film biopic seperti itu.

Film Soegija yang baru tayang misalnya, kayaknya seru bisa membayangkan si karakter ini benar-benar ada. Tapi pada akhirnya si aktor pendalaman karakternya lebih menantang. Bagaimana caranya bisa menjadi si orang tersebut tanpa kelihatan sisi aslinya.

Kenapa ingin memerankan karakter Soeharto?

Karena Soekarno kan sudah. Sebenarnya maunya Bung Karno. Tapi guru saya om Tio Pakusadewo rencanya mau jadi Bung Karno. Kalau ngobrol sama dia, sudah kayak bapak sendiri. Dia persiapannya sampai Rengasdengklok untuk mencari tahu. Kalau dia, observasi buat akting benar-benar cari sampai dalam. Menurut saya om Tio adalah salah satu dedicated actor di Indonesia dan menjadi panutan.

Soal peran Soeharto saya ingin memerankan saat masih muda, kemudian jadi jenderal, dan akhirnya jadi presiden. Bagaimana ia memimpin negara ini. Maksud dari sejarah yang nggak ditutup-tutupi, bukan dari sisi negatifnya juga. Misalkan film Hitler, meski negatif ada moral stories yang juga positif.

Apakah ada target memenangkan penghargaan atau film sukses di festival?

Kalau penghargaan nggak ada sih. Kecuali dapat Oscar baru mau. Hehehe.. Kalau di festival pasti ada kebanggan tersendiri film yang saya bintangi masuk festival. Tapi saya nggak pernah targetin. Saya hanya targetin saya harus main dengan bagus. Karakternya selalu beda di tiap film, itu saja.

Saya nggak mau penonton stuck dengan Rio yang gay, atau cowok antagonis atau protagonis. Saya juga ingin penonton tetap lihat saya di film. Karena usaha juga ketika orang nonton di bioskop, beli tiket. Saya ingin kasih sesuatu biar penonton merasa, “Oh seru juga ya.”

Lebih nyaman akting atau menyanyi?

Dua-duanya punya keasyikan sendiri masing-masing. Menyanyi asyiknya ketika orang bisa lihat kita di atas panggung. Kalau akting ketika orang-orang nonton film kita, suka, dan memberikan masukan seru saja.

Bagaimana dengan karier di bidang musik. Apakah akan beriringan dengan akting?

Banyak yang bilang susah. Makanya sekarang alhamdulillah masih ada empat film yang belum keluar, Bait Surau, Java Heat, Hello Goodbye, dan Mursala. Semuanya sudah rampung syuting.

Sebenarnya target ingin bikin album tahun ini. Kalau bisa sebelum November.  Belum ada target jangka panjang karena saya orangnya berpikir apa yang sekarang saja. Bukan orang yang ambisius. Tapi saya tetap ingin main musik karena dari kecil sudah hobi nyanyi dan main musik. Jadi kayak nggak ingin ninggalin karena sudah passion. Tapi itu dia, nggak mau ninggalin akting juga. Pinter-pinter manajer saya saja bagi waktunya. Hehehe

Di album nanti pakai lagu ciptaan sendiri atau orang lain?

Sebenarnya ada lagu sendiri, tapi saya nggak terlalu percaya diri. Mungkin nggak terlalu catchy. Tapi nanti ada beberapa lagu sendiri di album. Cuma kalau single andalannya mungkin bukan lagu sendiri, pakai lagu ciptaan orang karena masih cari-cari.

Rio pernah disebut sebagai pria terseksi. Apakah dengan julukan tersebut Rio jadi lebih memperhatikan gaya?

Hehehe..saya juga bingung kenapa seksi. Saya apa seksinya? Ya itu saya anggap bonus saja. Saya nggak jadi besar kepala. Maksudnya alhamdulillah kalau orang-orang bilang kayak gitu. Ya sudah menikmati saja.

Bikin saya jadi confident juga sebenarnya karena saya kadang-kadang suka nggak percaya diri. Dari kecil saya pemalu dan manja. Dapat tanggapan dari teman-teman, orang-orang bikin saya jadi confidentOh, ternyata orang suka. Jadi kalau ngapa-ngapain, nyanyi pun jadi percaya diri. Akting juga.

SHARE KE TIMELINE FACEBOOK

“Atiqah Bilang Saya Harus ‘Cantik’” Gallery

“Atiqah Bilang Saya Harus ‘Cantik’” “Atiqah Bilang Saya Harus ‘Cantik’” “Atiqah Bilang Saya Harus ‘Cantik’” “Atiqah Bilang Saya Harus ‘Cantik’” “Atiqah Bilang Saya Harus ‘Cantik’” “Atiqah Bilang Saya Harus ‘Cantik’” “Atiqah Bilang Saya Harus ‘Cantik’”

0 comments on “Atiqah Bilang Saya Harus ‘Cantik’” :

Post a Comment and Don't Spam!