Aksi Cerdik Nan Polos Jendral Kancil Modern

Share on :

VIVAlife - Perhatikan lagi rimbun pepohonan atau sudut tersembunyi di rumah Anda. Jika ada sepasang mata mengintai serius sambil membawa handy talkie, Anda perlu waspada. Sebentar lagi, apapun kejahatan yang Anda lakukan akan diungkap oleh serbuan anak-anak berseragam putih merah yang riuh namun maju dengan penuh strategi.

Kelompok demi kelompok, gerombolan yang terorganisasi dengan baik itu mengacaukan hari Anda, melucuti tawa licik yang tadi menghiasi wajah Anda, dan membuat Anda menyerah bertekuk lutut melawan kecerdikan mereka.

Itulah yang dilakukan Jendral Kancil dan pasukannya, kawan-kawan sesama SD Lentera Hati. Di bawah komando Guntur (Adam Farell Xavier), anak-anak dengan berbagai karakter bersatu padu membuat tiga preman tukang palak yang biasa beroperasi di sekitar sekolah mereka, sampai memohon ampun. Caranya sangat sederhana dan khas anak-anak, tanpa sedikit pun menampilkan kekerasan.

Karena keberhasilan Guntur membuat preman-preman (Peppy, Jimmy ‘Upstairs’, dan Malau) bertobat, ia populer dengan sebutan Jendral Kancil. Namun, kepopulerannya di kelas dan lorong-lorong sekolah, tak berdaya saat para guru (Mpok Atiek dan Rasyid Karim) justru menuding Guntur sebagai tukang onar, pemicu tawuran. Mereka pun memberinya hukuman skors.

Saat ia kembali ke sekolah, kondisi sudah berbeda. Pamornya kalah oleh ketenaran, kepintaran, dan kelembutan hati si anak baru, Ratu Pelangi (Ersya Aurelia). Sebagian pasukan Jendral Kancil, terutama yang perempuan, berbalik membela Ratu. Belum lagi, Rogus (Qaidi Rozan) menjebak Guntur sehingga kembali di-skors, hanya karena ia pernah memergoki bocah cerdik itu duduk berdua dengan Ratu.

Kedua kalinya, Guntur kembali ke sekolah dengan kondisi yang lebih berbeda lagi. Lorong-lorong dan kelas sepi. Itu semua karena teror yang disebar kelompok mafia Italia, yang ingin menguasai harta karun terpendam di bawah SD Lentera Hati. Bahkan, saat kepala sekolah (Wawan Wanisar) ngotot tak mau menjual sekolah itu, kelompok mafia tak segan-segan menculik Ratu.

Untunglah, si Jendral Kancil cepat tanggap. Ia memanggil kawan-kawannya dan mengatur gerakan penggerebekan lagi. Kali ini, ia dibantu pengurus sekolah bernama Pak Jamil (Vincent Rompies) dan tiga preman yang pernah dibuatnya tobat. Strategi Guntur kembali berhasil. Karena aksinya menyelamatkan sekolah, para guru pun percaya di balik kenakalan anak-anaknya, ia punya sesuatu yang lebih positif.

Kisah ini sebenarnya merupakan remake dari film Jendral Kancil yang pernah muncul tahun 1958. Saat itu, Ahmad Albar memerankan tokoh utama. Dalam Jendral Kancil the Movie yang disutradarai Harry Dagoe kali ini, perbedaan 54 tahun membuatnya harus berperan sebagai kakek dari Jendral Kancil. Meski berbeda zaman, berbeda cerita, dan berbeda setting, inti kedua film itu tetap sama: mengedepankan nilai-nilai positif untuk anak dan sarat akan pelajaran budi pekerti.

Agar tak terlalu sempurna, sutradara mengimbuhkan unsur kewajaran anak-anak zaman sekarang di sana-sini. Seperti keinginan untuk berpacaran, kata-kata keseharian yang sedikit kasar, penggunaan teknologi komunikasi yang modern, dan lain-lain.

“Saya tidak mau memberikan mimpi atau buaian yang terlalu indah, saya juga tidak ingin menipu penonton anak-anak dengan dongeng yang terlalu jauh,” ujar Harry.

Yang jelas, seperti inspirasi cerita kancil yang cerdik dan selalu menggunakan akal serta kebijakan dalam mengatasi masalah, Harry ingin menampilkan film ini sebagai obat kerinduan akan dongeng yang tersisa dari masa kecilnya. Sekaligus, tentu saja film yang akan tayang 5 Juli mendatang ini juga cocok dijadikan salah satu sarana pembelajaran anak-anak tentang moral serta budi pekerti.

Meski tak banyak bintang tenar dalam Jendral Kancil the Movie, film yang mengisahkan warna-warni dan dinamika dunia anak-anak ini, layak ditonton untuk pengisi liburan sekolah. Anak-anak akan terpingkal karena merasakan kedekatan gambaran film ini dengan kehidupan yang selama ini mereka jalankan.

Sudut pengambilan yang dipakai memang sangat khas anak-anak, penuh imajinasi yang kadang berlebihan, namun tetap ada aksi positifnya. Bukan hanya anak-anak, orang dewasa pun diajak tertawa lepas menyaksikan kepolosan akting gerombolan pasukan Jendral Kancil, yang akan mengingatkan kita pada nostalgia masa kecil dahulu. (eh)

Aksi Cerdik Nan Polos Jendral Kancil Modern Gallery

Aksi Cerdik Nan Polos Jendral Kancil Modern Aksi Cerdik Nan Polos Jendral Kancil Modern Aksi Cerdik Nan Polos Jendral Kancil Modern Aksi Cerdik Nan Polos Jendral Kancil Modern Aksi Cerdik Nan Polos Jendral Kancil Modern Aksi Cerdik Nan Polos Jendral Kancil Modern Aksi Cerdik Nan Polos Jendral Kancil Modern

0 comments on Aksi Cerdik Nan Polos Jendral Kancil Modern :

Post a Comment and Don't Spam!