Qisa (Foto: Dok. Pribadi)
JAKARTA - Lupakan band religi yang biasanya setia mengenakan baju koko saat tampil di panggung. Band yang baru dua tahun berdiri, Qisa, memperlihatkan penampilan beda.
Saat naik ke panggung, personel ini nampak seperti band pada umumnya berpenampilan rock. Alunan musiknya pun tak mengenakan alat musik asal Timur Tengah.
Diawaki empat pria, Hendri Lesmana (vokal), Diyan Prasetyanto (vitar), Dwi Wokee (bas), dan Randy Surya (drum), mereka ingin coba pakai pendekatan beda dengan anak-anak muda yang sudah gandrung dengan kehidupan moderen yang komplit menyediakan kehidupan yang sarat keduniawian.
“Kita lihat musik punya kekuatan yang bisa mempengaruhi manusia, tapi bisa mempengaruhi baik dan buruk,” tutur Hendra, “Kita ingin masuk ke anak muda, kita ingin merubah musik bisa untuk kebaikan, kita lalu bikin Qisa”.
Dengan penampilan mereka ini diharapkan bisa efektif merangkul anak-anak muda yang tidak tertarik mendengarkan musik atau yang berbau religi lainnya.
“Orang salah memahami kalau band religi itu harus pakai baju muslim, kalau kita pakai baju biasa tapi terlihat keren. Orang yang gak pernah ke shalat atau ngaji bisa kok dengerin lagu religi. Mudah-mudahan setelah mendengar Qisa mereka bisa tercerahkan,” lanjutnya.
Qisa, kata Hendra, berasal dari bahasa Arab, Kisa berarti kain yang biasa untuk selimut. "Q" sebagai kunci untuk menuju keridhoan Allah.
Di single perdana, “Taubatku”, kaya dengan alunan musik akustik yang dipadukan dengan rock alternatif.
Menjelang bulan Ramadhan 1433 Hijriah, di album Taubatku yang sudah dirilis baru-baru ini terdapat pula single "Marhaban Ya Ramadhan" yang bercerita pentingnya bulan Ramahdan. Mereka mengajak umat Islam menyucikan diri di hadapan Allah SWT sebagai pemberi rahmat.
Para personel Qisa dulunya adalah para musisi yang senang memainkan musik rock, bahkan musik underground yang dimainkan Randy Surya. Kini mereka menyatu dalam satu misi mendakwah melalui lagu. (tre)
Saat naik ke panggung, personel ini nampak seperti band pada umumnya berpenampilan rock. Alunan musiknya pun tak mengenakan alat musik asal Timur Tengah.
Diawaki empat pria, Hendri Lesmana (vokal), Diyan Prasetyanto (vitar), Dwi Wokee (bas), dan Randy Surya (drum), mereka ingin coba pakai pendekatan beda dengan anak-anak muda yang sudah gandrung dengan kehidupan moderen yang komplit menyediakan kehidupan yang sarat keduniawian.
“Kita lihat musik punya kekuatan yang bisa mempengaruhi manusia, tapi bisa mempengaruhi baik dan buruk,” tutur Hendra, “Kita ingin masuk ke anak muda, kita ingin merubah musik bisa untuk kebaikan, kita lalu bikin Qisa”.
Dengan penampilan mereka ini diharapkan bisa efektif merangkul anak-anak muda yang tidak tertarik mendengarkan musik atau yang berbau religi lainnya.
“Orang salah memahami kalau band religi itu harus pakai baju muslim, kalau kita pakai baju biasa tapi terlihat keren. Orang yang gak pernah ke shalat atau ngaji bisa kok dengerin lagu religi. Mudah-mudahan setelah mendengar Qisa mereka bisa tercerahkan,” lanjutnya.
Qisa, kata Hendra, berasal dari bahasa Arab, Kisa berarti kain yang biasa untuk selimut. "Q" sebagai kunci untuk menuju keridhoan Allah.
Di single perdana, “Taubatku”, kaya dengan alunan musik akustik yang dipadukan dengan rock alternatif.
Menjelang bulan Ramadhan 1433 Hijriah, di album Taubatku yang sudah dirilis baru-baru ini terdapat pula single "Marhaban Ya Ramadhan" yang bercerita pentingnya bulan Ramahdan. Mereka mengajak umat Islam menyucikan diri di hadapan Allah SWT sebagai pemberi rahmat.
Para personel Qisa dulunya adalah para musisi yang senang memainkan musik rock, bahkan musik underground yang dimainkan Randy Surya. Kini mereka menyatu dalam satu misi mendakwah melalui lagu. (tre)
Qisa Merangkul Pendengar yang Tak Tertarik Musik Religi Gallery
0 comments on Qisa Merangkul Pendengar yang Tak Tertarik Musik Religi :
Post a Comment and Don't Spam!