Badai: Almarhum Ingin Gugur dalam Tugas

Share on :

VIVAnews - Mertua Badai Kerispatih, Herman Suladji, dipastikan menjadi salah satu korban yang meninggal dalam kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak Bogor 9 Mei lalu.

Herman yang bekerja sebagai Manajer Operasional sekaligus kapten penerbang di Air Maleo itu ikut dalam joy flight bersama SSJ-100 karena diajak teman-temannya. Ia bahkan tak sempat pamit pada keluarganya.

Namun, Badai teringat kata-kata mertuanya, yang pernah mengatakan bahwa dia memang selalu ingin meninggal dalam tugas. Saat ditemui di Rumah Duka di Kawasan Pondok Kopi, Jakarta Timur, Rabu 23 Mei 2012, Badai bercerita, almarhum ayah pernah bilang, tidak ingin meninggal karena sakit, karena menurutnya itu sesuatu yang memalukan.

"Saya ingin meninggal dalam tugas," begitu ungkap Herman seperti yang ditirukan Badai.

Pria berkacamata itu dengan tabah menyebutkan, "Tuhan mendengar permintaan papa. Tuhan nggak pernah tidur," katanya lirih. Sesuai keinginan pribadi Herman, ia meninggal dalam jatuhnya pesawat SSJ-100 saat dirinya dalam tugas mengikuti joy flight.

Herman tidak berpesan dan berpamitan pada siapapun. Di hari saat ia terbang bersama Sukhoi, istrinya bahkan masih menjemput ke bandara Halim pada sore hari seperti biasa saat ia pulang kerja. Herman hanya sempat menuturkan pada seorang keponakannya, "Jangan ikut eyang ya, eyang mau terbang jauh," kisah Badai. (adi)

Badai: Almarhum Ingin Gugur dalam Tugas Gallery

Badai: Almarhum Ingin Gugur dalam Tugas Badai: Almarhum Ingin Gugur dalam Tugas Badai: Almarhum Ingin Gugur dalam Tugas Badai: Almarhum Ingin Gugur dalam Tugas Badai: Almarhum Ingin Gugur dalam Tugas Badai: Almarhum Ingin Gugur dalam Tugas Badai: Almarhum Ingin Gugur dalam Tugas

0 comments on Badai: Almarhum Ingin Gugur dalam Tugas :

Post a Comment and Don't Spam!